Jenis filler hidung yang umum digunakan adalah:
- Filler berbasis asam hialuronat, yang merupakan zat alami yang terdapat di kulit dan jaringan ikat. Filler ini dapat memberikan hasil yang halus dan alami, tetapi juga mudah diserap oleh tubuh sehingga tidak permanen. Filler ini biasanya bertahan selama 6 bulan hingga 1 tahun.
- Filler berbasis kalsium hidroksiapatit, yang merupakan zat mineral yang terdapat di tulang dan gigi. Filler ini dapat memberikan hasil yang lebih padat dan tahan lama, tetapi juga lebih sulit dihapus jika terjadi komplikasi. Filler ini biasanya bertahan selama 1 hingga 2 tahun.
- Filler berbasis polimetil metakrilat, yang merupakan zat sintetis yang terdiri dari mikrosfer kecil yang ditanamkan di jaringan. Filler ini dapat memberikan hasil yang permanen, tetapi juga memiliki risiko reaksi inflamasi atau granuloma. Filler ini biasanya digunakan untuk kasus-kasus yang membutuhkan perubahan besar pada bentuk hidung.
Efek samping filler hidung yang paling umum adalah:
- Pembengkakan, kemerahan, nyeri, atau memar di area suntikan. Efek samping ini biasanya bersifat sementara dan akan hilang dalam beberapa hari atau minggu.
- Infeksi, yang dapat terjadi jika bakteri masuk ke dalam luka suntikan atau jika filler terkontaminasi. Infeksi dapat menyebabkan komplikasi serius seperti abses, nekrosis jaringan, atau sepsis. Infeksi memerlukan pengobatan medis segera dan mungkin memerlukan antibiotik atau pembedahan.
- Reaksi alergi, yang dapat terjadi jika Anda alergi terhadap bahan filler atau anestesi lokal yang digunakan. Reaksi alergi dapat menyebabkan ruam kulit, gatal-gatal, sesak napas, pembengkakan wajah, atau syok anafilaksis. Reaksi alergi juga memerlukan pengobatan medis segera dan mungkin memerlukan antihistamin, kortikosteroid, atau epinefrin.
- Migrasi filler, yang dapat terjadi jika filler bergerak dari tempat semula ke area lain di wajah. Migrasi filler dapat menyebabkan asimetri wajah, benjolan tidak normal, atau perubahan bentuk hidung. Migrasi filler mungkin memerlukan koreksi dengan suntikan tambahan atau pembedahan.
- Nekrosis vaskular, yang dapat terjadi jika filler menyumbat pembuluh darah di wajah dan mengganggu aliran darah ke jaringan sekitarnya. Nekrosis vaskular dapat menyebabkan kerusakan jaringan permanen, luka terbuka, atau kehilangan kulit. Nekrosis vaskular adalah komplikasi yang jarang tapi sangat serius dan mungkin memerlukan pembedahan rekonstruksi.
Untuk mengurangi risiko efek samping filler hidung, Anda harus:
- Memilih dokter yang berpengalaman dan bersertifikat dalam melakukan prosedur ini.
- Menjelaskan riwayat kesehatan Anda secara lengkap dan jujur kepada dokter Anda, termasuk alergi, penyakit kronis, obat-obatan yang Anda konsumsi, atau prosedur kosmetik sebelumnya.
- Mengikuti instruksi pra-prosedur dan pasca-prosedur yang diberikan oleh dokter Anda dengan cermat, termasuk menghindari obat anti-inflamasi, alkohol, rokok, atau paparan sinar matahari sebelum dan sesudah prosedur.
- Menghubungi dokter Anda segera jika Anda mengalami gejala-gejala efek samping yang parah atau berkepanjangan.
Filler hidung dapat menjadi pilihan bagi Anda yang ingin mengubah penampilan hidung Anda tanpa operasi. Namun, Anda harus menyadari bahwa prosedur ini tidak bebas dari risiko dan mungkin tidak memberikan hasil yang permanen atau sesuai dengan harapan Anda. Oleh karena itu, Anda harus berkonsultasi dengan dokter Anda secara menyeluruh sebelum memutuskan untuk melakukan prosedur ini.