Selasa, 20 Februari 2024

    Pandangan Islam terhadap Musibah


    Menurut Al-Qur'an, Allah tidak ingin menunjukkan kekuasaan-Nya di saat hamba-Nya ditimpa musibah, melainkan Allah memiliki hikmah dan tujuan yang lebih tinggi di balik setiap musibah yang terjadi¹². Beberapa hikmah dan tujuan tersebut adalah:

    • Untuk menghapus dosa dan kesalahan hamba-Nya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, "Tidaklah seorang muslim itu ditimpa musibah baik berupa rasa lelah, rasa sakit, rasa khawatir, rasa sedih, gangguan atau rasa gelisah sampai duri yang melukainya, kecuali dengannyalah Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya."¹
    • Untuk mengangkat derajat dan pahala hamba-Nya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, "Manusia yang paling besar cobaannya adalah para nabi kemudian orang-orang serupa, lalu orang-orang yang serupa. Seseorang itu diuji menurut ukuran (kadar) agamanya. Jika agama kuat, maka cobaannya pun besar. Jika agamanya lemah, ia diuji menurut agamanya. Cobaan akan selalu menimpa seseorang sampai membiarkannya berjalan di muka bumi, tanpa tertimpa kesalahan lagi."¹
    • Untuk menguji keimanan dan kesabaran hamba-Nya, sebagaimana firman Allah SWT, "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (QS. Al-Ankabut: 2-3)²
    • Untuk mengingatkan dan mendekatkan hamba-Nya kepada Allah SWT, sebagaimana firman Allah SWT, "Dan sungguh Kami akan merasakan kepada kamu sebagian dari ketakutan, kelaparan, kekurangan sebagian dari harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-Baqarah: 155-157)²

    Jadi, Allah SWT tidak bermaksud untuk menyiksa atau menyengsarakan hamba-Nya dengan musibah, melainkan untuk memberikan pelajaran, pengampunan, penghargaan, dan penyempurnaan bagi mereka yang beriman dan bersabar³. Allah SWT juga tidak meninggalkan hamba-Nya tanpa bantuan, melainkan Allah SWT selalu bersama mereka, mendengar doa mereka, memberi pertolongan dan keluaran bagi mereka, sebagaimana firman Allah SWT, "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala kewajiban)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al-Baqarah: 186)

    Related Posts

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Menyikapi Perkembangan Teknologi dan AI

    Kekhawatiran tentang AI menggantikan pekerjaan manusia memang semakin meningkat. Namun, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk tetap r...

    Populer Post