Tahun Baru Jawa, juga dikenal sebagai Tahun Baru Saka, adalah perayaan penting bagi masyarakat Jawa. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui tentang sejarah dan aplikasinya di masyarakat:
Sejarah Tahun Baru Jawa
1. Asal Usul: Tahun Baru Jawa dimulai pada hari pertama bulan Sura dalam kalender Jawa, yang dibuat oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma dari Kerajaan Mataram Islam. Kalender ini merupakan perpaduan antara kalender Hindu Saka dan kalender Hijriyah Islam¹.
2. Kalender Saka: Sebelum kalender Jawa, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berbasis pada peredaran matahari. Kalender ini diadopsi dari India dan digunakan oleh masyarakat Hindu-Buddha di Nusantara².
3. Perubahan oleh Sultan Agung: Pada tahun 1633, Sultan Agung menggabungkan kalender Saka dengan kalender Hijriyah untuk menciptakan kalender Jawa yang berbasis pada peredaran bulan. Tujuannya adalah untuk menyelaraskan perayaan adat dengan hari-hari besar Islam².
Aplikasi di Masyarakat
1. Perayaan Siji Sura: Tahun Baru Jawa diperingati pada malam hari setelah matahari terbenam. Masyarakat Jawa menganggap bulan Sura sebagai bulan yang keramat dan sering mengadakan doa bersama serta ritual adat untuk memohon keselamatan¹.
2. Tradisi dan Ritual: Pada malam Siji Sura, beberapa masyarakat Jawa melakukan ritual seperti tirakatan (berjaga semalam suntuk), membersihkan benda-benda pusaka, dan mengadakan upacara adat di keraton-keraton¹.
3. Pengaruh Budaya: Tahun Baru Jawa juga mempengaruhi berbagai aspek budaya Jawa, termasuk seni, musik, dan tari. Banyak acara budaya yang diselenggarakan untuk merayakan tahun baru ini, seperti pertunjukan wayang kulit dan gamelan¹.
Metode Perhitungan
Kalender Jawa menggunakan siklus 8 tahun yang disebut windu. Setiap windu terdiri dari tahun-tahun dengan nama dan hari tertentu yang berulang setiap siklusnya. Misalnya, tahun Alip selalu jatuh pada hari Selasa Pon dalam siklus kurup Asapon¹.
Tahun Baru Jawa bukan hanya sekadar pergantian tahun, tetapi juga momen penting untuk refleksi dan memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat Jawa. Apakah ada aspek tertentu dari perayaan ini yang ingin Anda ketahui lebih lanjut?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar